Langsung ke konten utama

Unggulan

Cinta: Antara Pengorbanan, Ketidakpastian, dan Pencarian Makna

Pada kali ini, saya ingin berbicara tentang cinta. Bukan cinta yang sering digambarkan dalam lagu-lagu manis atau film-film romantis, tetapi tentang cinta yang lebih dari sekadar permen kapas, pelangi, dan bintang yang berkilau di langit . Cinta, dalam pandangan saya, adalah sesuatu yang lebih kompleks. Ia bukan sekadar perasaan yang datang begitu saja —tetapi proses yang panjang, yang sering kali menguji kita dengan penderitaan, pengorbanan, dan ketidakpastian . Cinta bukanlah sesuatu yang sempurna, bukan sesuatu yang hanya menyenangkan dan penuh kebahagiaan, tetapi juga tentang kesediaan untuk berbagi beban, untuk terus tumbuh bersama, dan untuk menerima bahwa kehidupan ini tidak selalu indah . Saya mulai berpikir, apakah kita benar-benar memahami apa itu cinta? Apakah kita sering kali menganggapnya sebagai sekadar perasaan Kagum, Nafsu, atau bahkan Obsesi? Bukankah cinta lebih dari itu? Bukankah ia tentang pengorbanan yang tulus, tentang memberikan diri kita sepenuhnya untuk ...

Refleksi; While We Wait Here

    Kemarin, saya memainkan game While We Wait Here dan menonton beberapa orang yang memainkan game yang sama, dan setelah saling bertukar pikiran dengan salah satu teman saya, semakin banyak yang saya pikirkan, saya menyadari bahwa game tersebut mengulik tentang makna hidup dan bagaimana kita sebagai manusia mencoba bertahan dalam ketidakpastian.


    Kafe Lone Glass Diner (latar tempat game) menjadi tempat yang sangat menarik bagi saya. Di sanalah Cliff, karakter utama, berhadapan dengan kenangan tentang istrinya yang sudah meninggal. Tempat ini bukan hanya untuk menyajikan makanan, tapi juga menjadi "ruang pengakuan" dan "ruang penghakiman" dan atau "ruang tunggu" bagi para pelanggan yang datang dan mengungkapkan kisah hidup mereka. Cliff (karakter utama), meskipun membawa beban emosional berat, juga memberi nasihat kepada orang lain—seakan-akan ia adalah hakim dalam kehidupannya sendiri. Tempat di mana tidak hanya mengakui perasaan, tetapi juga diadili, bukan oleh hukum atau aturan formal, melainkan oleh reaksi dan refleksi orang lain, termasuk pemain atau karakter seperti Cliff. Di sisi lain, saya mulai berpikir apakah ia memang "lebih superior" daripada karakter lain? Mungkin, tetapi dia juga sangat manusiawi.

    Dalam game tersebut, Alex dan Lisa, karakter yang  menjadi contoh menarik dalam perjalanan emosional ini. Keduanya sangat berbeda, namun mereka tetap bisa melengkapi satu sama lain meski banyak kontradiksi di antara mereka. Alex yang impulsif, kadang kasar, dan sering membuat keputusan terburu-buru berhadapan dengan Lisa yang lebih rasional dan penuh pertanyaan. Contohnya saat mereka tidak sengaja menabrak seseorang di jalan, Alex cenderung ingin mengabaikan tanggung jawab, bahkan seolah mengatakan "there’s nothing we can do" dan malah 'mengakhiri' orang tersebut dengan batu, disaat Lisa ingin segera membawa orang tersebut ke rumah sakit. 

    Dalam momen ini, Alex berperan sebagai seseorang yang ingin menunjukkan bahwa dia lebih tahu dan lebih kuat daripada Lisa. Namun, Lisa dengan tegas menyarankan untuk mengaku dan bertanggung jawab, menunjukkan bahwa dia masih menjaga prinsipnya meskipun dipengaruhi oleh Alex. Dan jelas, yang dilakukan Alex sangat amoral, karena itu adalah "pelarian" Alex akan situasi yang terjadi saat itu. Sedangkan, Lisa, memilih untuk bertanggung jawab, "menghadapi" ketakutan atau hal tersebut dengan lantang dan berani, karena mungkin ia berpikir itu adalah hal yang sudah sewajarnya dilakukan manusia, menolong dan bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuat.

    Contoh tersebut adalah gambaran persahabatan yang sangat kontradiktif, tapi juga sangat manusiawi. Mungkin, menunjukkan bahwa meskipun kita memiliki perbedaan yang tajam dalam cara kita melihat dunia, kita tetap bisa saling menopang dan melengkapi satu sama lain, selama kita tidak kehilangan "diri kita" di tengah tekanan tersebut.

    Kemudian ada juga karakter kakek Hank, yang bagi saya cukup menarik. Dalam kasus Hank, ia mendapatkan "tekanan" eksternal dari keluarganya membentuk hidupnya dan memaksa dia untuk menjalani peran yang mungkin bukan pilihannya dengan mengurus peternakan keluarganya sedari kecil. Yang membuat ia mengorbankan masa-masa kanak-kanak dan masa mudanya demi peternakan milik keluarganya tersebut. Ketika ia berkata, "that is all I have," ada keputusasaan dan kelelahan yang muncul karena hidupnya terasa seperti hasil dari keputusan orang lain, bukan keputusan pribadinya. Ini menyoroti aspek kehancuran eksistensial, di mana makna hidupnya dibentuk oleh kekuatan luar, dan ia terjebak dalam peran yang dipaksakan. 

    Bekerja di peternakan keluarganya bukanlah pilihan yang ia buat secara sukarela, tetapi lebih sebagai akibat dari pengaruh orang tuanya sejak kecil, menciptakan perasaan bahwa hidupnya sudah ditentukan oleh orang lain, bukan oleh dirinya sendiri. Hal ini memperlihatkan betapa pentingnya bagi seseorang untuk menemukan makna dan nilai hidup yang otentik, daripada hidup hanya untuk memenuhi ekspektasi orang lain. Karena Hank, terbilang "terisolasi", ia tak diizinkan untuk bermain walau sebentar, berinteraksi dengan teman sebaya, ia seperti "terpenjara", terbelenggu oleh hal tersebut. Bahkan, ia belum menikah saat alur dalam game ini terjadi, Hank mungkin merasakan campuran emosi yang kompleks pada saat berbicara di kafe. Ada perasaan lelah dan putus asa yang kuat, seperti seseorang yang telah menyerah pada jalannya hidup yang dipaksakan. Kebanggaan atau kepuasan yang mungkin diharapkan dari mengelola peternakan keluarga sepertinya tidak ada dalam dirinya; sebaliknya, yang tersisa adalah perasaan hampa dan pasrah.

    Dia mungkin juga merasakan kepahitan atau kemarahan tersembunyi terhadap orang tuanya karena telah mengambil "segalanya", meskipun ia mungkin tidak secara eksplisit mengungkapkan perasaan itu. Selain itu, ada rasa kesepian yang menyelimuti, perasaan bahwa ia tidak memiliki siapa pun yang benar-benar memahami beban yang ia pikul. Ketika Hank berkata, "that is all I have," ia mengakui bahwa hidupnya terbatas pada apa yang ia miliki, tanpa kebebasan untuk bermimpi lebih besar atau mencari makna yang lebih dalam.

    Cliff (karakter utama) tidak hanya menjadi pelayan atau staf di Lone Glass Diner, tetapi juga simbol dari seseorang yang menghadapinya sendiri dengan luka dan trauma hidupnya. Kafe tersebut menjadi lebih dari sekadar tempat kerja—ia adalah 'ruang transisi' bagi Cliff, tempat di mana ia terus berjuang untuk menemukan makna hidup setelah kehilangan yang tragis , sambil tetap melayani dan memberikan nasihat kepada orang lain. Kafe itu adalah tempat di mana Cliff menemukan cinta sejatinya, Nora, namun juga tempat perpisahannya secara tragis yang mana Nora terbunuh oleh pria pemabuk di kafe tersebut. 

    Kejadian tersebut memberi Cliff semacam ambiguitas emosional yang sangat kuat—di satu sisi, dia merasa hidup dan memiliki tujuan karena ia bekerja di sana, tetapi di sisi lain, ia terus dihantui oleh kehilangan dan kesedihan yang mendalam akibat kematian Nora. Hal itu menciptakan semacam dualisme dalam dirinya, di mana dia terjebak dalam perasaan yang bertolak belakang—mencari makna untuk tetap hidup meskipun dipenuhi oleh rasa kehilangan dan depresi akan istrinya, sembari memakai 'topeng' dan terus berjalan.

    

    Dari yang saya perhatikan—judul game ini, "While We Wait Here", sangat penuh makna. Menurut saya, "menunggu" dalam konteks ini bisa diartikan dengan banyak cara. Mungkin itu adalah waktu untuk menunggu pengakuan, waktu untuk penyembuhan dari luka masa lalu, atau bahkan waktu transisi dalam hidup. Setiap karakter di game ini seolah menunggu—menunggu jawaban, menunggu perubahan, atau menunggu kesempatan untuk melepaskan diri dari beban yang mereka bawa. Apakah menunggu itu tentang menunggu penyembuhan, menunggu perubahan, atau hanya menunggu untuk keluar dari rasa sakit yang tak berkesudahan? Setiap karakter seolah menunggu sesuatu dalam hidup mereka. Saya pun mulai merenungkan, apakah kita semua sedang menunggu sesuatu dalam hidup kita?

    Bertahan—meskipun ada rasa sakit dan kehilangan. Dan seperti Cliff, kita semua mencoba menemukan makna dalam hidup yang penuh dengan ketidakpastian ini. Entah itu menunggu untuk menyembuhkan luka, menunggu kesempatan, atau menunggu untuk "melanjutkan", kita semua sedang berada dalam "perjalanan" kita masing-masing.

    Bagi saya, pesan tentang bertahan hidup meskipun dunia terasa penuh ketidakpastian, kontradiksi, dan penderitaan adalah inti dari banyak narasi dalam kehidupan, dan While We Wait Here benar-benar berhasil menggambarkan itu dengan cara yang sangat mendalam dan kompleks. Hidup memang tentang penciptaan, penghancuran, dan penciptaan ulang, dan kita sebagai manusia memang memiliki peran untuk memberi makna pada setiap peristiwa, meskipun makna itu tidak abadi dan selalu terancam oleh ketidakbermaknaan yang melingkupi dunia.


    While We Wait Here mengangkat tema "memilih untuk tetap hidup" meskipun segala sesuatu terasa kacau, kita semua memiliki sisi gelap, perasaan kekosongan, atau bahkan ketidakpastian tentang arti hidup, tetap ada kemungkinan untuk memilih untuk terus bertahan—bahkan jika itu hanya dengan cara yang tampaknya tidak sempurna atau penuh ketegangan. 

    Interaksi antara karakter di kafe tersebut, yang seperti tempat untuk merenung, berhadapan dengan kenyataan, dan mungkin menerima konsekuensi dari tindakan mereka, bisa jadi juga berfungsi sebagai semacam "pembelajaran" atau "pemulihan" dalam perjalanan batin mereka. Meskipun tidak semua karakter dapat sepenuhnya melepaskan masa lalu mereka, ada sedikit harapan bahwa melalui pemahaman dan pengakuan atas kekurangan diri, mereka bisa bergerak maju, bahkan jika itu hanya langkah kecil.


Terima kasih, perlu diingat ini hanya opini saya dan reflektif mengenai pengalaman saya dalam memainkan game ini. Kalau ada yang ingin berbagi atau mendiskusikan lebih lanjut, saya akan senang sekali mendengarnya.


“Terkadang makna hidup hadir dalam bentuk penantian, saat kita terjebak di antara memaafkan masa lalu dan berani melangkah menuju masa depan. Hidup tak pernah hanya tentang mencari jawaban, tetapi tentang menghadapi pertanyaan yang terus menghantui sambil tetap memilih untuk hidup.”

-Admin

Komentar

Postingan Populer